Rasiman, Rasiman (2016) Pembelajara Matematika dulu, kini, dan yang akan datang. Seminar Nasional MASIF II UPGRIS. ISSN 978-602-74268-1-8
Text
Masif II 2016.pdf Download (3MB) |
Abstract
Sejarah perkembangan pembelajaran matematika tidak terlepas dari perkembangan kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia yakni kurikulum 1947 sampai dengan kurikulum 2013. Kurikulum di Indonesia mengalami pembaruan-pembaruan mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang semakin modern dan tentunya karena faktor perkembangan zaman. Hal ini tentu berdampak kepada bagaimana proses pembelajaran matematika di depan kelas. Perlu disadari bersama bahwa sebagian besar siswa SD, SMP, SMA bahkan mahasiswa mengatakan matematika menjadi pelajaran yang tidak menyenangkan, bahkan dibenci. Kondisi sepeti ini tentu berdampak pada hasil belajarnya. Ada beberapa faktor yang bisa ditelusuri, misalnya cara guru mengajar yang kurang tepat, model/ metode pembelajaran yang kurang menarik, media yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan, bahkan dapat juga disebabkan berbagai pandangan negatif akan kesulitan matematika dari pihak lain. Matematika mempunyai faktor penyulit bagi yang ingin mempelajarinya, yakni karakteristik matematika yang abstrak sementara di sisi lain kemampuan abstraksi siswa, terutama siswa sekolah dasar, masih rendah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru agar menjadikan matematika yang abstrak itu menjadi “nyata” dalam benak siswa. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media pembelajaran atau alat peraga yang sesuai. Selain itu guru perlu juga menjadikan pembelajarannya agar lebih menarik. Pada akhirnya prinsip dasar pengembangan kurikulum adalah setiap siswa mampu mempelajari apa saja hanya waktu yang membedakan mereka dalam ketuntasan belajar dan bermanfaat dalam mengarungi kehidupan. Untuk masa yang akan datang pembelajaran matematika sangat dipengaruhi pendekatan yang digunakan guru dengan melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan manfaat dari belajar matematika itu sendiri. Pembelajaran matematika yang akan datang tetap menyesuaikan kurikulum yang berlaku. Pada saat ini dengan berlakunya kurikulum 2013, maka pembelajaran matematika dituntut agar siswa mempunyai kemampuan High Order Thingking Skill (HOTS). Kata Kunci: Kurikulum, Matematika, Pembelajaran Matematika.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi Informasi > Pendidikan Teknologi Informasi |
Depositing User: | dosen upgris semarang |
Date Deposited: | 18 Jul 2018 02:05 |
Last Modified: | 18 Jul 2018 02:05 |
URI: | http://eprints.upgris.ac.id/id/eprint/428 |
Actions (login required)
View Item |